Sabtu, 05 Februari 2011

..NO WAY.. [FF] -part 1-


Nama author : Miyu Key Shinee
Judul : ..NO WAY..
Genre : Romance
Cast : 
Kim Kibum
Choi SeungHee



[06.00 a.m]

~Key POV~

“SeungHee, bangun. Hey, kau bisa terlambat sekolah.” Kataku sambil mengguncang pundaknya pelan.

“nggh ? aku masih ngantuk, oppa.” Katanya sambil meringkuk lebih dalam. Aku duduk dipinggir ranjanganya, dan merapatkan jaket. Pagi ini memang sangat dingin. Tapi ia tetap harus sekolah. Karena itu aku mengguncang pundaknya lagi.

“SeungHee, kau harus tetap sekolah. Ayo, oppa akan mengantar-mu.” Kataku sambil menyibak selimutnya.

“aku gak mau sekolah !” aku terperanjat mendengar ia tiba-tiba membentakku.

“hey, ada apa dengan dongsaeng oppa ini ? ada sesuatu yang terjadi padamu ? apa teman-teman jahat padamu ? apa ? apa yang membuatmu membentak oppa ??”

“semua jahat, termasuk oppa ! oppa selalu nganggep Seung anak kecil, padahal Seung ini istri oppa. Seung tau, Seung masih kecil, tapi Seung pengen, oppa nganggep Seung kayak suami natep istri-nya. Seung gak suka oppa deket ama cewek bernama Min Gi itu. Seung ga suka digosipin terus disekolah. Seung ga suka di kucilin disekolah. Seung ga suka semua berubah kayak gini !” katanya, tetap menaikkan nada bicaranya.

Aku terduduk lemas, aku tak pernah tahu apa yang diinginkan SeungHee. Aku cuman mikir, kalo dia belum siap dengan pernikahan ini, makanya aku masih nganggep dia dongsaeng, bukan istri.

“Seung…” aku memanggil namanya . ia hanya melengos dan melangkah keluar kamar.

“tak perlu ijin, Seung tahu Min Gi mengajakmu keluar. Seung tahu oppa ga pernah bisa bener-bener nganter Min Gi.” Kata-katanya membuatku menunduk. Ah…

“bukan—“

“sudah, jangan membuat dia nunggu. Seung tahu kalau nunggu adalah pekerjaan yang paling nyebelin. Karena Seung sering ngerasain itu. Tapi apa oppa peduli, yang penting kan orang bernama Min Gi itu jangan sampai menunggu oppa. Ya kan ? sudahlah, pergi saja. Seung bisa prepare sendiri.”

Ahh… aku melirik ponselku yang sudah berkali-kali bordering. Pasti Min Gi sudah menunggu. Tapi bagaimana dengan dong- eh, maksudku istriku ini ? aku memang sudah menyiapkan sarapan untuknya, tapi… ah, biar sajalah. Mungkin dia memang butuh waktu untuk sendiri.

“Y-ya, oppa berangkat. Annyeong !”

“Ne, annyeong ! hati-hati, oppa. Ingat Seung yang selalu nunggu oppa.”

“……” yah, itulah kata-kata yang selalu membuat aku merasa bersalah berkali lipat. Seung selalu nunggu oppa. Entah kenapa, aku selalu ingin memeluk yeoja itu. Tapi…. Entah, aku belum siap.

~Seung POV~

“…..” pasti ia tak menjawab. Ah.. apa ia tak tahu kalau sebenarnya aku tak suka kalau oppa bertemu dengan gadis itu ?? aish, kalau boleh aku melarangnya, aku akan mengunci semua pintu tepat saat dering ponsel oppa berbunyi.
Yaaah.. sekarang pasti ia sudah menancapkan gas, dan aku sendiri, lagi. Kulangkahkan kakiku ke meja makan dan membuka tudung saji.

“kyaaa !! ayam goreng mentega !! omoo, oppa memang the best ! tahu semua yang kuinginkan, tak apalah ia tiap hari bertemu dengan Min Gi-Min Gi itu, yang penting ia selalu ingat apa yang ingin aku makan. Hahaha…” sejenak kulupakan penderitaan-ku, kualihkan semua-nya pada nafsu makanku. Ayam goreng, tidak akan kusia-siakan kau kini. Huahaha..

[-]

Ckrek ! kusimpan kunci itu ditasku, yah.. aku memang selalu membawa satu kunci, satu kunci lainya ada di tangan oppa, jadi tidak akan ada yang merasa rumah itu bukan miliknya.

“Seung-ah ! annyeong ^^!!” aku menoleh ke sumber suara. Oh, Taemin-ssi. Teman sekelasku.

“oh, hai..” balasku, malas. Bukan begitu, aku malas bertemu dengan teman sekelasku, kenapa ? aku paling sebal kalau perbincanganya adalah ‘apa kau tahu, kau merepotkan suami-mu.’ Stop, aku ingin menutup telingaku kalau-kalau perbincangan benar-benar sampai kesana.

“kau kenapa ? murung sekali, kau sakit ??” tanyanya. Aish, apa-apaan sih dia ? apa tak tahu aku sedang malas bicara ??

“ah, bukan apa-apa.” Aku menjawabnya dengan penuh paksaan. Bukan apa-apa ?? huh..

“bukankah kita satu kelas ?” eh ?? apa sebegitu dikucilkanya aku, sampai-sampai ia tak mengenaliku ?

“ne.”

“hahaha.. maafkan aku, aku memang krang dekat dengan semua anak kelas. Akhirnya aku mendapat teman yang sejalur denganku ^^ , oh ya, kau sudah mengerjakan PR bahasa inggris ??”

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Eh ?? aku tersenyum ?? untuk apa ?

“boleh kupinjam ? semalam aku tak sempat mengerjakan-nya, kau tahu, aku sibuk sekali.”

Lagi-lagi aku mengangguk.

“yaaa, gomawo. Kau baik sekali >o<” aku mengernyitkan dahiku. Apa ia tak salah ?? baik sekali ??

“ah, kau berlebihan, taemin-ssi..”

“haha.. jangan panggil aku taemin-ssi. Panggil saja taem !” aku mengerucutkan bibirku, membentuk kata ‘o’ dengan jelas.

“aih, kau ini lucu sekali. Apa kau benar-benar teman sekelasku ? kau lebih mirip dengan dongsaeng-ku.” Aish, lagi-lagi dikira dongsaeng. -,-

“hah, yah.. mukaku memang tercipta sebagai dongsaeng..” kataku tak semangat, raut mukaku juga semakin redup ketika melihat gerbang sekolah di depan mata. Tiba-tiba ia menepuk pundakku.

“kau itu dongsaeng yang baik. Baiiiik sekali. Gomawo, dongsaeng-ah ^^” setelah mengucapkan itu ia langsung berlari masuk kelas terlebih dahulu. Yah.. mungkin dia malu jalan denganku.

Tapiii.. kata-katanya, benar-benar membuatku tersenyum. Ya, kini aku tersenyum. Entah untuk apa dan untuk siapa. Aku dongsaeng yang baik, tak apalah jika dimatanya aku begitu. Yang jelas aku baik. Baiiik sekali. ^^

[-]

“oppa kan sering keluar rumah, aku tahu karena aku sering melihatnya di jalan. Mungkin dia tidak betah harus satu rumah dengan ‘istri’nya yang iiiih, aku lihat saja muak !”

“ya, benar. Bagaimana bisa oppa mendapatkan ‘istri’ seperti dia ? memasak saja tak becus ! aku jamin dirumahnya, oppa pasti yang memasak. Mana mungkin dia memasak ? kalaupun memasak, hasilnya sangat jauh dari kata enak. Lihat saja.”

“hush.. dia datang, dia datang !!”

Aku melengos, sebelum satu temanku memperingati mereka juga aku sudah dengar pembicaraan mereka. Pasti tentang ‘istri merepotkan’.

“biar saja dia tahu bagaimana penderitaan oppa !! sungguh tak tahu malu !!”

“ya ! benar !! dasar tak tahu diuntung !”

Kata-kata kasar yang dilontarkan kepadaku benar-benar membuat nyaliku ciut untuk terus melangkahkan kakiku menuju bangku-ku yang paling belakang. Tatapan-tatapan dingin, sindiran yang membuat kepalaku menunduk takut, dan hawa kelas yang membuat romaku berdiri.

“hey, bagaimana kalau kita pesta kue sekarang ??!!” tiba-tiba suara lantang dibelakangku membuat semua bersorak, tenang.. tenang.. ini akan lebih menyakitkan..

PLOK !! PLOK !! PLOK !!

Tidak cukup tiga, semua hampir melemparkan telur kearahku, bersorak kesenangan. Selesai sesi telur, aku dibanjiri oleh tepung dari semua sisi, membuatku sesak nafas. Pening tiba-tiba menyerangku. Setelah puas dengan wujudku-putih menjijikkan- kini, aku tak bisa melihat sekeliling, pandanganku kabur. Tapi sebelum tubuhku limbung, seember air lengket menjijikkan yang aku tak tahu namanya terjun bebas ke kepalaku. Bagus, semua berjalan dengan benar….

Kalau ada seorang malaikat yang membantuku, aku ingin malaikatku itu kamu.aku ingin kau yang mendekapku, entah 
saat apapun juga. Aku ingin kau yang pertama kulihat, entah bagaimana keadaanku. Aku ingin kau bilang, kau cinta aku, entah kau sadar atau tidak. Aku ingin kau ada…

[-]

“hai.. kau sudah sadar rupanya.” Aku mengerjapkan mataku, menajamkan penglihatanku. Suara itu.. Taemin-ssi.

“ah, iya. Gomawo sudah menyelamatkan aku.”

“menyelamatkan ? kau itu tergeletak di kamar mandi dengan baju basah kuyup, aku hanya memapahmu kesini. Sebenarnya kau ini kenapa ?”

Aku mengernyitkan dahi. Di kamar mandi ? bukankah—

“ah, sudahlah. Tak perlu membahas itu. Oh ya, kau demam. Sempat ku kompres sebentar. Mau makan ?”

Aku menggeleng lemah. Ini sudah jam berapa ??

“pukul berapa sekarang, taemin-ssi ?”

“sst.. sudah kubilang jangan panggil aku taemin-ssi. Cukup taem !”

“ah, ne. taem, sekarang pukul berapa ?”


“9 malam.” 



tbc--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar